Sulut Penyelenggara Pertemuan Internasional Forum AIS, Gubernur Olly Dukung Mitigasi Perubahan Iklim Negara Kepulauan

oleh

Inspirasikawanua.com – Manado, Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara patut berbangga mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara kegiatan bertaraf internasional yakni pertemuan negara-negara kepulauan dalam The First Ministerial Meeting Of The Archipelagic And Island State (AIS) Forum yang diadakan di Manado pada Rabu hingga (31/10 – 1/11/2018)

Event yang dihadiri oleh perwakilan 20 negara termasuk Indonesia tersebut dibuka oleh Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan yang didampingi Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey untuk mewakili Indonesia.

Sebagai pemimpin provinsi yang memiliki 287 pulau ini, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey mendukung penuh terlaksananya The Archipelagic and Island States Forum (AIS) tersebut.

Menurut Olly, agenda yang diikuti delegasi dari 20 Negara Kepulauan itu mampu meningkatkan kapasitas dan mitigasi bencana akibat perubahan iklim, “sebagai bagian integral dan salah satu daerah kepulauan di Indonesia, Sulut menyambut gembira pelaksanaan kegiatan dalam rangka kerja sama pembangunan Negara Kepulauan dan Negara Pulau ini. Dimana Forum ini menjadi katalisator bagi pembentukan kerjasama antar Negara Kepulauan dan Negara Pulau dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman, menyesuaikan diri dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim,” kata Olly pada Kamis (1/11/2018) pagi saat pembukaan AIS di Manado.

Olly berharap melalui AIS Forum, dapat memberikan informasi penting bagi seluruh masyarakat Sulut tentang mitigasi perubahan iklim, “Kegiatan ini akan mengingatkan seluruh masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan,” ucap Olly.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, hadir mewakili Presiden Joko Widodo, untuk membuka dan menyaksikan penandatanganan kesepakatan Deklarasi Manado, oleh para pemimpin dan perwakilan yang tergabung dalam The Archipelagic and Island States (AIS) Forum.

“Forum ini bisa menjadi ajang berbagi pengetahuan, mencari solusi cerdas dan kreatif, diperbesar dan diperbanyak untuk digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Saya berharap forum ini bisa mendorong keterlibatan bisnis dan solusi keuangan inovatif untuk mendanai proyek perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan”, ujar Menko Luhut.

Baca juga:  PDAM Minut Cepat Tanggapi Keluhan Masyarakat, Pompa Air Rusak Segera Diperbaiki

Perlu diketahui, kesepakatan Deklarasi Manado ini menjadi bersejarah oleh Forum yang beranggotakan negara-negara pulau dan kepulauan yang kebanyakan berada di kawasan Asia-Pasifik ini antara lain berisi aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, pemanfaatan laut berkelanjutan yaitu pemanfaatan sumber daya laut dan serta mekanisme pembiayaan inovatif pada tindakan iklim.

Forum AIS sendiri diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama dengan dengan United Nations Development Program (UNDP), dimana AIS merupakan platform bagi pemerintahan negara-negara anggota untuk terlibat dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan – sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi, tentang inisiatif perubahan iklim bertema dan perlindungan laut.

Menurut Menko Luhut mengatakan negara pulau dan kepulauan memiliki sifat-sifat optimis, adaptif dan inovatif dalam menyelesaikan berbagai masalah dengan pendekatan yang paling hemat biaya. Sejarah dan budaya mengajarkan bagaimana negara-negara pulau dan kepulauan menyelesaikan masalah mereka.

“Kita harus menjadi Moana, seorang anak perempuan yang memiliki semangat inovatif, dan selalu optimis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya,” kata Menko Luhut.

Ilustrasi Moana adalah film animasi yang menggambarkan petualangan seorang gadis cilik Polinesia dalam mencari jati dirinya.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia mengambil peran untuk memimpin dan membentuk mekanisme pembiayaan baru untuk mendukung inisiatif perubahan iklim dan proyek-proyek pembangunan di negara-negara anggota Forum.

Di bawah Deklarasi Manado, anggota AIS setuju untuk memperkuat komitmen kerjasama dalam mitigasi perubahan iklim, manajemen bencana dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi, sampah plastik di laut, tata kelola maritim serta mendorong pengembangan tata kelola kelautan.

Baca juga:  Anthony Pusung Pertanyakan Siltap Perangkat Desa Sudah 3 Bulan Belum Terbayar

Sementara itu, Country Director UNDP untuk Indonesia, Christophe Bahuet mengatakan bahwa Forum AIS memberikan kontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan berkomitmen untuk membantu agar negara-negara pulau dan kepulauan yang rentan tidak luput dari SDG’s.

“Forum AIS inisiatif akan fokus pada solusi pengembangan praktis dan akan membuka peluang baru bagi negara pulau dan kepulauan kecil yang rentan terhadap perubahan iklim untuk menemukan cara inovatif dalam melindungi sumber daya laut sambil meningkatkan pendapatan mereka. Pembiayaan inovatif adalah dimensi penting dari inisiatif dan UNDP Indonesia yang akan membantu para anggotan mengakses mekanisme baru seperti keuangan campuran, keuangan Syariah, dan obligasi hijau, untuk proyek-proyek di bawah Forum AIS”, kata Mr. Bahuet.

Dengan naiknya permukaan laut akibat pemanasan global, negara-negara pulau dan kepulauan, khususnya yang kecil, merupakan wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Delegasi dari 20 negara termasuk Kuba, Pulau Comoro, Siprus, Fiji, Guinea Bissau, Indonesia, Jamaika, Madagaskar, Selandia Baru, Papua New Guinea, Saint Kitts dan Nevis, Sri Lanka, Seychelles, Singapura, Kepulauan Solomon, Suriname, Timor Leste dan Inggris menghadiri Forum Menteri AIS.

Pembukaan AIS Forum turut dihadiri jajaran Forkopimda, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim RI Purbaya Yudhi Sadewa, para delegasi AIS Forum dan pejabat di Lingkup Pemprov Sulut. (Maycle Soputan/ Sumber info : Humas Pemprov Sulut)

Loading