Dikbud Sulut Gelar Pameran Kain Tenun Tradisional Koleksi Museum Sulut Tahun 2021, Kadis Sangian : Generasi Muda Harus Tahu Sejarah

oleh

Manado, Inspirasikawanua.com – Dinas Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui UPTD Taman Budaya dan Museum Provinsi menggelar Pameran Kain Tenun Tradisional Koleksi Museum Sulut Tahun 2021 yang dibuka sejak Rabu (10/11/21) dan ditutup oleh Kadis Kebudayaan Provinsi Sulut Ferry Sangian, Selasa (16/11/21).

Dalam penutupan kegiatan pameran kain tenun tradisional koleksi Museum Sulut, dirangkaikan juga dengan penutupan Pameran Historika.

Kepala Dinas Kebudayaan Sulut Ferry Sangian saat penutupan pameran mengatakan, tujuan dari pelaksanaan pameran kain tenun tradisional adalah agar pentingnya untuk melestarikan warisan budaya.

“Kita dapat mengambil sebuah inspirasi dan proses kreatif dari perajin tekstil tradisional,” katanya.

Sangian juga menjelaskan, perkembangan kain tradisional tidak terlepas dari keanekaragaman alam Indonesia yang menjadi sumber inspirasi perajin sehingga melahirkan produk budaya daerah.

Baca juga:  Makan Malam bersama Paduan Suara Mahasiswa UI, Wagub Steven Kandouw Sebut Manado Sudah Modern

“Pameran ini juga sebagai media penyampaian kepada masyarakat, khususnya generasi muda, bahwa Sulut punya peradaban yang cukup tinggi yakni sekitar tahun 1300an, ada kain koffo, kain bentenan dan kain sikayu yang diproduksi oleh perajin dari Sulut,” paparnya.

Sementara itu, didalam pameran Historika, Sangian mengatakan, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan minat kunjungan ke museum, minat peserta didik untuk belajar sejarah sehingga memiliki rasa bangga dan cinta pada Tanah Air.

“Dalam pameran disampaikan kepada generasi muda khususnya anak sekolah, bahwa kita punya peninggalan-peninggalan sejarah yang gambarannya perjuangan bangsa Indonesia dari etnis-etnis yang ada,” tuturnya.

Dalam pameran Historika, Sangian mengungkapkan yang dipamerkan yaitu peninggalan-peninggalan sejarah berupa, meja bundar yang dipakai untuk musyawarah dalam agresi Belanda kedua yang dikenal dengan Peristiwa 14 Februari 1946, kemudian ada juga alat-alat perang yang digunakan raja-raja dari Bolaangmongondow dan Sangihe, ada juga peninggalan dari Riedel dan Schwars di Museum daerah.

Baca juga:  Gedung Gereja Dan Kantor Jemaat GMIM 'Bukit Moria' Desa Batu Diresmikan, Disaksikan Anggota DPRD Sulut Pejabat Provinsi Maupun Kabupaten Minut

“Diharapkan dengan adanya pameran ini para generasi muda khususnya anak sekolah bisa mengetahui peninggalan-peninggalan sejarah yang ada. Sebagai upaya juga memperkenalkan koleksi museum kepada masyarakat, karena dalam pemeran ini menampilkan data-data sejarah Indonesia khususnya Sulawesi Utara,” tandas Sangian.

Turut Hadir dalam penutupan pameran, Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Ferdy Tamarindang, Kabid Kesenian Patricia Mawitjere, Ketua Panitia Pameran Berty Sulangi, siswa siswi SDN 124 Manado bersama guru dan siswa siswi SMPN 1 Manado bersama guru. (*)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *