Manado – ML Denny Tewu, calon DPD RI periode 2019-2024 dapil Sulut nomor urut 34 melihat situasi pemilu ada yang serius dan ada yang santai, bagi kelompok tertentu pemilu itu seperti perang, sehingga berbagai cara dilakukan untuk menang, baik beretika maupun tidak.
“Setiap kandidat ingin memenangkan pertarungan, jadi semua kembali ke masyarakat pemilih, apakah melihat pemilu ini sebagai hidup matinya suatu bangsa, atau kah bagian dari pesta demokrasi,” sambung dia mengingatkan.
Harus diakui, kata Ketua Umum Rukun Keluarga Besar Tewu/Tewuh ini lagi, bahwa peran teknologi besar, artinya dalam pemilu kali ini, kita sedang terbawa dengan budaya terbuka tanpa batas / filter, yang mengakibatkan media sebagai salah satu pilar demokrasi sudah berada di tangan setiap orang melalui smartphone dan jaringan internet. Sehingga siapa berhikmat dia akan bijaksana melihat dan menggunakan berita-berita yang masuk.
“Keterbukaan akibat kemajuan teknologi bisa berdampak positif atau pun negatif tergantung pemakainya. Dampak ini bisa terjadi di semua kalangan, hanya yang memiliki akar ideologi Pancasila yang kuat dia tahu untuk membedakan yang baik dan buruk walaupun kadang pemikiran yang baik bisa dibutakan oleh materi. Itulah dibutuhkan hikmat untuk mendahulukan idiologi,” jelas penerima penghargaan Pemimpin Pancasila tahun 2010 ini pula.
Masyarakat Pancasilais, masih kata Denny, harus berhikmat menilai siapa sesungguhnya yang mencintai kedamaian. Indonesia ini negeri kaya raya anugerah Tuhan, kalau damai saja masyarakatnya maka pasti sejahterahlah bangsa yang besar ini. (Admin)