Inspirasikawanua.com – Manado, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bersama stakeholders, optimis harga komoditas andalan seperti Kopra, Cengkeh maupun Pala yang berasal dari Sulut akan bangkit.
Hal itu bisa terjadi karena pasar Eropa masih membutuhkan, namun bukan dalam bentuk low materil atau bahan belum jadi.
“Harga yang tinggi bisa diperoleh jika petani mampu mengembangkan produksi komoditi tersebut menjadi bahan yang sudah diolah seperti minyak Kelapa murni, minyak cengkih, bubuk pala akan memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi dan bisa mensejahterakan masyarakat Sulut,” kata Ngantung saat diskusi dalam media gathering bersama wartawan di Kantor Gubernur, Jumat (15/11/2019).
Ngantung mengungkapkan, untuk komoditas kelapa sebaiknya petani jangan terfokus pada kopra saja. Tapi lebih kreatif dan berinovasi dalam memproduksi produk turunan kelapa lainnya seperti bungkil kelapa, sabut kelapa, VCO, arang aktif yang memiliki nilai ekonomisnya lebih tinggi dari kopra bila diekspor.
“Hingga saat ini harga jual komoditi khususnya harga kopra sangat rendah karena menurunnya kebutuhan minyak nabati dunia, dan Wagub Steven Kandouw sudah pernah ke Rotterdam untuk mengecek langsung harga pasar dunia. Pasar bebaslah yang menentukan harga saat ini karena hukum ekonomi, bukan seperti dimasa lalu yang bisa dilakukan intervensi harga oleh pemerintah,” ungkapnya
Diketahui, saat ini terdapat beberapa jenis minyak nabati yang memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia diantaranya : kelapa, Sawit, jagung, matahari, kacang-kacangan dan seterusnya.
Adapun, Pemprov Sulut sudah berupaya membantu petani dengan menyediakan dan mendistribusikan alat pengolahan minyak kelapa kepada masyarakat, tapi tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
Selain itu, langkah lain yang di ambil pemerintah yakni membangun sumber daya manusia dibidang pertanian ditingkatkan kemampuannya dengan cara, sebagai berikut :
1. Membangun semangat kerja dan meningkatkan kualitas petani dengan teknologi serta merubah pola pikir petani agar jangan terbuai pada kondisi sejak dulu dimana petani hanya menikmati harga sesuai dengan mekanisme pasar sehingga pada harga yang tinggi akan bersyukur, tetapi pada harga terendah akan dipolitisir.
2. Merubah mindset mengkonsumsi minyak kelapa jauh lebih sehat daripada mengkonsumsi minyak lainnya
3. Tingkatkan daya saing yakni bagaimana diversifikasi produk turunan kelapa itu jangan cuman kopra yang kita produksi.
4. Manfaatkan lahan yang ada secara maksimal, misalnya tanaman sela di antara tanaman kelapa seperti cabe, tomat, jagung, padi ladang dan sebagainya.
5. Regulasi atau Peraturan Gubernur untuk memproteksi produk dalam daerah ini nantinya ke depan. (Maycle)