Jakarta, Inspirasikawanua.com – Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey meraih penghargaan tingkat nasional dari sektor perkebunan berupa Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia (APPI) Award 2020 pada kategori birokrasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI).
Untuk diketahui, APPI Award merupakan penghargaan yang baru pertama kali diberikan oleh Kementan RI untuk pemerintah daerah yang punya perhatian besar pada perkembangan sektor perkebunan.
Penghargaan ini secara resmi diumumkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada peringatan Hari Perkebunan ke-63 di Scientia Square Park, Tangerang, Banten, Kamis pekan lalu.
Hari Perkebunan tahun ini mengusung tema Optimalisasi Ekspor Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional.
Selain Gubernur Olly, penghargaan APPI Award juga diberikan kepada 5 gubernur lainnya dan 7 bupati se-Indonesia.
Adapun 5 gubernur penerima APPI Award yaitu Gubernur Jawa Barat, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Jambi dan Gubernur Jawa Tengah.
Sedangkan 7 bupati yang berhasil meraih APPI Award yaitu Bupati Bandung, Bupati Musi Banyuasin, Bupati Lampung Barat, Bupati Cianjur, Bupati Luwu Timur, Bupati Tanjung Jabung Timur dan Bupati Kolaka Utara.
Pada kesempatan itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peringatan Hari Perkebunan merupakan hari bersejarah bagi perkembangan modernisasi pertanian Indonesia.
“Peringatan ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para petani dan pekebun di Indonesia. Sebab selama ini, sub sektor perkebunan mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan pendapatan negara. Karena itu subsektor perkebunan harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
Tahun ini peringatan Hari Perkebunan dilaksanakan di tengah kondisi pandemi Covid-19, dalam suasana penuh keprihatinan dan kondisi ekonomi nasional dan dunia sedang mengalami kontraksi ekonomi yang sangat dalam, sehingga berdampak pada dunia kesehatan maupun perekonomian nasional yang sangat nyata pada seluruh aspek kehidupan.
“Pandemi Covid- 19 berdampak besar pada dunia usaha, bahkan sejumlah negara mengalami resesi perekonomian yang mengakibatkan merosotnya pendapatan, jumlah lapangan kerja serta penjualan retail menurun dan terpuruknya industri manufaktur,” ucap Menteri Pertanian.
”Kita semua adalah bagian yang memberikan energi, sehingga sektor pertanian mengalami pertumbuhan saat ini. Kita semua tidak ada yang boleh menepuk dada terlalu tinggi karena kita bekerja untuk kepentingan bersama dan untuk kepentingan nasional,” sambungnya.
Menteri Pertanian juga menyampaikan, peringatan Hari Perkebunan harusnya mampu menjadi pemacu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional. Peringatan ini juga diharapkan bisa menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi perkebunan di era revolusi industri 4.0.
Berdasarkan catatan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian kurun waktu Januari-Oktober 2020 mencapai Rp 359,5 triliun atau naik 11,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Dengan nilai sebesar tersebut, sub sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian, dengan kontribusi sebesar Rp 326,86 triliun atau 90,92 persen.
Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Oktober paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi. Ekspor perkebunan tertinggi terjadi di bulan Oktober yaitu sebesar Rp 38, 46 triliun, dengan kenaikan sebesar 8,76 persen dari bulan sebelumnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat meskipun di tengah pandemi Covid-19. Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian yang bertekad mewujudkan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” tutupnya. (*HumasPemprovSulut/MS)