Manado Kota Terkotor Sesuai dengan Fakta

oleh

Manado – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menyebutkan Manado, sebagai salah satu kota terkotor untuk kategori kota besar di Indonesia periode 2017-2018 dalam pandangan DR ML Denny tewu, penilaian yang sangat signifikan dengan fakta yang ada. “salah satu faktor kota bersih tentu saja kota tersebut mendapatkan penghargaan adipura, namun buktinya kota Manado tidak mendapatkan reward tersebut karena dari segi lembaga pemerintah maupun warganya saat ini kurang memperhatikan perihal sampah,” sambung calon DPD RI 2019-2024 nomor urut 34 dapil Sulut ini.

Meskipun Manado memiliki slogan sebagai kota cerdas, kata Denny lagi, kenyataannya tidak cerdas menangani masalah sampah yang selama ini menjadi isu sentral di kota-kota besar. Seharusnya menanganinya tidak hanya mengurai masalah namun juga mencari dan memberi solusi konkrit mengenai sampah.

Baca juga:  Pantouw Sebut Wajib Pajak Galian C Sudah Ada Progres

Ketua Umum Rukun Keluarga Besar Tewu/Tewuh ini memahami bahwa soal anggaran adalah menjadi hal pokok dalam penyelesaian masalah ini “untuk itu pemda dapat mengalokasikan dana tersebut dengan membangun tempat-tempat pengolahan sampah menjadi bermanfaat, sebagai contoh pembelian mesin penghancur sampah menjadi bahan pupuk, mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan baku produksi, dan masih banyak terobosan lain yang tentu bisa dikelola pemerintah melalui BUMD, ataupun kerjasama dengan swasta” saran dia.

Sepanjang yang dia tahu, bahwa sampah-sampah di masing-masing lingkungan sudah mulai diklasifikasikan berdasarkan lingkungannya sendiri dengan di bangunnya TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang berdiri di tiap kecamatan. Gunanya adalah mengurai dan memilah. Sampah berdasarkan kategorinya yang kemudian dimanfaatkan dan sisanya dibawa menuju TPA.

Baca juga:  Penataan Kota dan Permukiman di Wilayah Pesisir Yang Tanggap Terhadap Tsunami, Gelombang Ekstrim, Gelombang Laut Berbahaya Sebagai Bagian Mitigasi Bencana

Namun, dia melihat juga, program terkait sosialisasi pemerintah sadar akan sampah masih sangat kurang sehingga masyarakat masih banyak yang kurang dalam berpartisipasi ikut membersihkan kota. Ditambah dengan fasilitas pembuangan sampah yang minim baik di daerah kota, tempat publik, daerah pinggiran kota. Karena itu, kesadaran dan edukasi berkelanjutan itu penting selalu dibangun. Denny menutupnya denganmengatakan ;”Lebih baik teguran yang nyata-2 daripada kasih yang tersembunyi.”
(Admin)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *