Keberadaan Pasar Ikan Terminal Airmadidi Dikeluhkan, Tak Miliki Drainase, Bau Busuk Menyengat Ganggu Masyarakat Hingga Pasien RSU GMIM Tonsea

oleh

MinahasaUtara, www.inspirasikawanua.com –   Keberadaan Pasar Ikan di terminal Airmadidi dinilai tak memiliki kajian terlebih dahulu hingga mendapat keluhan masyarakat. Pasalnya tempat berjualan ikan tidak memiliki drainase sehingga air sisa-sisa jualan, seperti darah ikan, dan anyir ikan saat dicuci hanya jatuh di tanah dan terserap kedalam tanah sehingga menyebabkan bau busuk yang begitu menyengat hingga radius beberapa ratus meter.

Hal tersebut mendapat keluhan masyarakat sekitar bahkan pihak Rumah Sakit Umum (RSU) GMIM Tonsea Airmadidi, saat ini ikut mengeluhkan bau busuk hasil limbah yang bersumber dari pasar ikan tersebut.

Limbah darah ikan, isi perut ikan dan cucian ikan saat ini hanya dibuang begitu saja tanpa lewat saluran air (drainase) lokasinya pasar tersebut juga persis dibelakang dapur RSU.GMIM Tonsea Airmadidi.

“Kami sebagai penjaga pasien di RSU GMIM Tonsea merasa sangat terganggu dengan bau busuk yang menyengat ini. Takutnya dengan polusi udara ini, kami yang sehat bisa sakit dan keluarga kami yang sakit bisa lebih sakit,” ungkap salah satu keluarga pasien yang dirawat di RS GMIM Tonsea yang minta namanya dirahasiakan.

Baca juga:  GMIM Sah Ketambahan Jemaat ke 1009, OD Siap Bantu Bangun Gedung Gereja GMIM G-WALE

Terkait bau busuk limbah pasar tersebut Pihak RSU.GMIM Tonsea Airmadidi, telah berencana akan melayangkan surat ke-PUD Klabat Minut.

Kepada media ini Direktur RSU GMIM Tonsea dr. Gafri Bofi Kasenda,M.Kes menuturkan jika pihaknya sudah banyak menerima keluhan pasien terkait bau busuk limbah pasar ikan tersebut.

” Rencananya Senin (11/12/2023) besok kami akan melayangkan surat ke-PUD Klabat,” kata dr. Kasenda

Dijelaskannya seharusnya lokasi pasar ikan tidak bisa berdampingan dengan Rumah Sakit. Karena hal ini sangat mengganggu kenyamanan pasien.

“Sudah pasti pasien terganggu dengan keributan pasar apalagi bau busuk tersebut,” tuturnya.

Menurutnya persoalan ini perlu dicari solusi bersama yang melibatkan semua pihak, terlebih dari pengelolah pasar Airmadidi.

Sementara itu PLT Dirut PUD Klabat Fredy Ratumbanua saat dikonfirmasi media ini mengatakan jika terkait keluhan masyarakat tersebut pihaknya hanya mengikuti dari Dinas Perdagangan yang menempatkan pasar ikan dilokasi tersebut.

Baca juga:  Rakor Dispendik Minut Bupati JG Buat Kejutan, Berangkatkan Guru Penggerak dan Segera Definitifkan PLT Kepsek - Kepsek

“Setahu saya dilokasi pasar ikan di terminal Airmadidi sudah ada Ipal portebel yang diadakan Dinas Perdagangan Kabupaten Minut jadi jika air sisa limbah masuk situ langsung keluar air bersih,” kelit Ratumbanua seakan menyalahkan dinas Perdagangan.

Terpisah Kepala Dinas Peradangan Kabupaten Minut Maximilian Tapada saat dikonfirmasi membenarkan terkait adanya Ipal Portebel dilokasi pasar ikan terminal Airmadidi.

“Kami sudah adakan Ipal Portebel dan sudah melatih orang dari PUD Klabat untuk mengoperasikan itu. Tapi nyatanya tidak ada yang mengoperasikan Ipal Portebel tersebut,” ujar Tapada Membalas Peryataan Ratumbanua.

Dijelaskan Tapada, untuk mengoperasikan Ipal Portebel tersebut harus ada orang yang stenby untuk menjaga dan mengoperasikan Ipal Portebel tersebut.

Berdasarkan pantauan media ini dilokasi, memang ada Ipal di bagian belakang tapi tidak berguna, selain tidak ada operator, drainase buangan limbah dari para pedagang ikan tidak ada sehingga air limbah hanya dibuang di tanah dan meresap ke dalam tanah dan bisa saja meresap hingga ke sumur warga sekitar. (Josua)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *