Manado, Inspirasikawanua.com – Dinas Kebudayaan Daerah Pemprov Sulut di 4 tahun masa pemerintahan OD-SK juga turut memberikan prestasi dan sederet capaian kinerja dibidang kesenian dan budaya dalam kurun waktu tahun 2017-2019 diantaranya :
Menyelenggarakan suatu perhelatan akbar di bidang perfilman yaitu dengan Malam Puncak Penganugerahan FESTIVAL FILM INDONESIA (FFI) pada tahun 2017 dimana Sulawesi Utara bertindak sebagai tuan rumah/penyelenggara. Perhelatan ini dihadiri ratusan artis ternama dan turut mendongkrak semangat dan apresiasi terhadap para sineas muda dan insan film di Sulawesi Utara, dengan dibuktikan melalui banyaknya film layar lebar baik nasional maupun mancanegara yang berlokasi shooting di Manado, Sulut.
Agenda penting lainnya di dunia seni pertunjukan yaitu HARI TARI SEDUNIA yang diselenggarakan di kota Solo Jawa Tengah (Tahun 2017). Sulawesi Utara turut mengambil bagian dalam kegiatan ini melalui pergelaran seni tari daerah.
Pada tahun akhir tahun 2018, SEMARANG FOLKLORE FESTIVAL yang diselenggarakan oleh Pemkot Semarang dan Sulut mengutus tim kecil sebagai pengamat pada kegiatan perdana tersebut.
Kegiatan rutin tahunan yang dihelat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selalu diikuti oleh Sulawesi Utara yaitu GITA BAHANA NUSANTARA (GBN). Sebuah moment dimana penyanyi penyanyi terbaik (sopran, alto, tenor dan bass) utusan 34 provinsi se Indonesia bertemu dan mengalami pembinaan di Jakarta sebelum tampil pada Sidang Paripurna DPR/MPR-RI, Peringatan Detik Detik Proklamasi Kemerdekaan RI, berbagai konser di Kementerian Dikbud dan Media Elektronik/TV. Penyanyi GBN utusan Sulawesi Utara pernah meraih predikat terbaik tingkat nasional.
PARADE TARI NUSANTARA, sebuah event tahunan yang digelar di Sasono Langen Budoyo TMII Jakarta adalah perhelatan akbar seni tari se-Nusantara yang diselenggarakan setiap tahun. Provinsi Sulawesi Utara selalu mengirimkan kontingen dan menjadi provinsi yang aktif terlibat dalam kegiatan dimaksud.
PEMENTASAN DRAMATARI KOLOSAL “CAHAYA ZAMAN” sebuah garapan seni drama tari dan musik yang mengangkat ketokohan Maria Walanda Maramis, pahlawan wanita asal Minahasa Sulawesi Utara, dipentaskan tahun 2019 dalam rangka memeriahkan dlm HUT TMII Jakarta yang ke-44. Pementasan tersebut sukses menyedot perhatian jutaan pengunjung dan mendapat apresiasi dari pihak penyelenggara serta pengamat seni.
Selain itu, Dinas Kebudayaan Daerah dalam mendukung pelestarian budaya, juga memberikan bantuan hibah sarana prasarana seni berupa alat musik, pakaian seragam, kostum pentas, dan lain-lain kepada sanggar-sanggar seni yang tersebar di 15 kabupaten/kota se-Sulawesi Utara.
Tahun 2019, sebuah langkah terobosan sekaligus komitmen dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara kepada para seniman berprestasi melalui PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN MAESTRO SENI SULUT kepada 4 orang seniman yang telah berkarya dan berkiprah secara luas, yaitu Jehezkiel Wenas,Nelwan Katuuk, Jhon Mapaliey dan Justus Imanuel Pasuhuk. Pemberian penghargaan ini dilaksanakan bertepatan dengan HUT Provinsi Sulut tanggal 23 September 2019 dan akan terus ditingkatkan pada tahun tahun selanjutnya.
Terobosan lain di bidang seni rupa terapan melalui hajatan WORKSHOP SENI DIGITAL dilaksanakan tahun 2019 yang melibatkan para seniman/pelaku seni rupa di Sulut dan mendapat sambutan yang hangat di kalangan pelaku seni khususnya generasi milenial yang menyukai seni digital/digital art.
Pada akhir tahun 2019, menjadi agenda spektakuler bagi dunia seni melalui perhelatan NORTH SULAWESI CHOIR FESTIVAL yang melibatkan paduan suara yang ada di Sulut, dirangkaikan juga dengan festival kolintang, choir flashmob di Manado Town Square, dan rangkaian agenda lainnya.
Selain itu, untuk meningkatkan pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya luhur yang dimiliki Sulawesi Utara, Pemprov Sulut melalui Dinas Kebudayaan Daerah telah mengusulkan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asal Sulawesi Utara untuk ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Nasional agar warisan budaya tetap terjaga dan terpelihara.
Prestasi yang dicapai dengan ditetapkannya beberapa Warisan Budaya Takbenda Sulawesi utara menjadi Warisan Budaya Takbenda Nasional sebagai berikut:
Tahun 2017,
1. Masamper berasal dari bahasa Portugis Zyangfeer yang berarti kelompok penyanyi. Pengucapan kata zangvere menjadi masamper berawal dari sulitnya jemaat mengucapkan kata zangvere sehingga sehingga terucap samper. Kata ini kemudian berkembang menadi masampere yang berarti menyanyi bersama-sama, karena pengaruh dialeg manado masampere menjadi masamper.
2. Tinutuan merupakan salah satu wujud lokal dalam bidang ketahanan pangan dan gizi serta penanda identitas bagi warga Minahasa (manado).
Tahun 2018,
1. Figura adalah tradisi orang Borgo di Minahasa pada kunci tahun dan festival pengucapan syukur atas tahun yang baru.
Tahun 2019:
1. Gunde atau unde berarti gerak yang halus, sehalus pekerti wanita. Oleh karena itu tari Gunde hanya ditarikan oleh kaum perempuan saja sehingga sering juga disebut Salaing Bawine berarti tar/gerak, Bawine bahasa Sangihe berarti Wanita/perempuan.
2. Cakalang Fufu Sulawesi Utara dilakukan dengan cara pengasapan dengan ikan cakalang diasapi panas selama 2 – 3 jam.
3. Wale Wangko atau rumah adat daerah Minahasa yang terdiri dari 2 bagian bagian atas sebagai tempat tinggal dan bagian bawah disebut kolong berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian dan peralatan pertanian.
4. Sopulut adalah makanan favorite etnis Tonsawang yang digemari hingga saat ini.
Pencapaian yang sudah berhasil dilakukan pada periode kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw ini, tentunya diperuntukkan bagi masyarakat dan memajukan Provinsi Sulut yang lebih baik lagi. (***)