Minahasa Utara, inspirasikawanua.com – Alat musik tradisional asal Minahasa yang saat ini kian hangat diperbincangkan yaitu terkait Kolintang goes to UNESCO terus mendapat perhatian. Pasalnya, hal tersebut sudah hampir didepan mata dan dalam proses pendaftaran ke ICH UNESCO.
Kerenanya, Didukung oleh Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN Indonesia). Sanggar LIMEKA menggelar webinar Kolintang secara Daring.
Dalam Webinar tersebut menghadirkan pembicara, Prof. Dr. Ir. Wiendu Nuryanti M.Arch, PhD dan Prof. Franki Raden PhD. Etnomusikolog. Dalam webinar yang bertemakan, ‘Kolintang goes to UNESCO’ tersebut, juga membahas terkait kesiapan tim dalam rangka mendukung Kolintang goes to UNESCO.
Saat Webinar, Prof. Wiendu dan Prof. Franki yang juga masuk dalam tim Kolintang goes to UNESCO, sama-sama menyampaikan terkait pendaftaran Kolintang ke ICH UNESCO akan dilakukan secara Jointly Submission atau Multi-Nation, yang adalah pendaftaran bersama dengan negara lain.
“Hal yang terbaik termudah saat ini untuk Kolintang didaftarkan ke ICH UNESCO yaitu melalui Multi-Nation atau Jointly Submission, karena persaingan yang lebih sedikit. Jadi Kolintang Minahasa Indonesia akan didaftarkan bersama Kulintang Mindanao Filipina,” ujar Prof Wiendu.
Sementara itu Prof Franki menuturkan, terkait pengaruh terhadap Kolintang Minahasa, Indonesia, dibanding dengan Kulintang Mindanao Filipina, sangat jauh berbeda hanya penyebutan nama saja yang hampir sama, sebab Kolintang Minahasa terbuat dari kayu sedangkan Kulintang Mindanao terbuat dari besi.
“Dan terkait pengusulan ini juga sangat disetujui oleh pihak Filipina dan mereka sangat merasa bangga bisa sama-sama berjuang untuk Kolintang dan Kulintang didaftarkan ICH UNESCO. Saya juga sudah menghubungi pihak Filipina terkait kesiapan pendaftaran sebab banyak sekali kenalan saya disana,” ungkap Prof Franki.
Pendaftaran secara Jointly Submission bersama negara Filipina ini juga disetujui oleh semua pengurus PINKAN Indonesia dan Pembina PINKAN Mayor Jenderal TNI (Purn.) Lodewyk Pusung.
“Awalnya memang saya menolak terkait pe daftar secara bersama dengan negara lain ini. Tetapi setelah saya mendapat penjelasan terkait hal ini saya bisa mengerti dan memang cara ini yang paling efektif untuk Kolintang goes to UNESCO. Saya berharap bagi teman-teman yang lain dan saudara, saudari, para pencinta Kolintang dapat mencari tau dan memahami terlebih dahulu terkait cara pendaftaran Kolintang ini cara Jointly Submission atau Multi-Nation. Jangan kita langsung menolak mentah-mentah dan langsung menyebarkan berita yang bisa saja menjadi hoax dan malah membuat gaduh para pencinta Kolintang. Besar harapan saya kita bersama berjuang untuk Kolintang goes to UNESCO,” tutup Jenderal Pusung, yang juga disetujui ketua PINKAN Indonesia, ibu Penny Iriana Marsetio dan ketua sanggar Limeka bapak Roring Mokoagow. (Josua)